Pusing karena harga BBM naik secara berkala? Merujuk pada data Biro Pusat Statistik (BPS), sebenarnya kenaikan BBM merupakan suatu hal yang akan selalu terjadi setiap tahun dengan rata-rata kenaikan sebesar 10% sebagai persentase tertinggi. Namun, pada tahun 2023, persentase tersebut naik hingga mencapai 12,5% yang tentu cukup tinggi dan mengkhawatirkan.
Pada tahun tersebut, terjadi dua kali kenaikan BBM, yaitu pada 1 September 2023 dengan persentase 15% untuk BBM Pertamax dan Pertamax Turbo. Kemudian pada 1 November 2023, terjadi kenaikan untuk BBM Pertamina Dex dengan besaran 10% dari harga sebelumnya. Lantas, apa yang menjadi faktor pemicu dari kenaikan harga BBM tersebut?
Baca juga: Inflasi Ekonomi: Penyebab, Dampak, dan Cara Menghadapinya
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Harga BBM Naik
Bukan tanpa alasan BBM dapat mengalami kenaikan, ada faktor-faktor yang memicu situasi tersebut, antara lain:
Ketergantungan Terhadap Pasar Minyak Internasional
Penyebab pertama tidak lain akibat ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak mentah dari pasar internasional. Tahukah Anda berapa persentase kebutuhan minyak nasional yang di-supply oleh pasar minyak internasional, khususnya dari negara-negara Timur Tengah? Lebih dari separuh atau tepatnya sebesar 54,9% dari stok minyak untuk kebutuhan dalam negeri diperoleh dari aktivitas impor.
Besarnya persentase itulah yang menyebabkan harga minyak dalam negeri tergantung pada harga minyak dunia yang jarang menunjukkan tren penurunan, justru kenaikan secara konsisten. Penyebab situasi tersebut adalah:
- Fluktuasi harga minyak dunia.
- Kondisi politik dan konflik di negara produsen minyak.
- Pembaruan kebijakan negara penghasil minyak mentah terhadap pengelolaan energi.
- Semakin berkurangnya pasokan minyak dunia dari negara-negara utama penghasil minyak mentah
Kebijakan Pemerintah
Faktor yang mengakibatkan harga BBM naik berikutnya adalah kebijakan pemerintah. Selain menyesuaikan dengan harga minyak mentah dunia selaku supplier utama, kebijakan yang dimaksud juga terkait besaran subsidi yang diberikan. Hingga saat ini, pemerintah memang masih menerapkan subsidi untuk penggunaan BBM oleh masyarakat. Darimana dana untuk subsidi bahan bakar tersebut berasal?
Jawabannya adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh dari berbagai sumber pendapatan seperti pajak, komoditas ekspor dan sebagainya. Pemberian subsidi menghabiskan APBN cukup besar tiap tahun. Supaya meringankan APBN dan dapat mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain, pemerintah membuat kebijakan kenaikan harga BBM secara berkala agar masyarakat dapat beradaptasi.
Kurs Mata Uang
Pemicu terakhir adalah nilai tukar mata uang (kurs) Rupiah yang melemah terhadap mata uang internasional, khususnya Dollar Amerika (USD). Semakin besar kursnya, maka uang yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk melakukan impor minyak mentah tentu semakin banyak. Belum termasuk biaya distribusi ke berbagai wilayah di Indonesia di mana depo pertamina tersebar.
Demi menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, tentu tidak ada pilihan selain menaikkan harga BBM atau mencari solusi untuk menguatkan nilai tukar Rupiah dengan mata uang dunia. Namun, tentu hal itu bukan perkara mudah karena kurs juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kelancaran perdagangan internasional, hubungan diplomatik dan berbagai hal lain.
Baca juga: Daftar Mata Uang Tertinggi di Dunia, Brunei Jadi Salah Satunya
Dampak Kenaikan Harga BBM
Perihal harga BBM naik selalu menimbulkan pro dan kontra bukan tanpa alasan. Melainkan peristiwa tersebut akan selalu menghasilkan dampak-dampak yang serius di berbagai sektor. Apa saja?
Biaya Transportasi Umum Semakin Meningkat
Pertama adalah kenaikan biaya transportasi umum, khususnya yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah seperti milik swasta. BBM sendiri digunakan untuk transportasi darat, laut maupun udara. Meskipun jenisnya berbeda, tetap saja termasuk dalam kategori BBM. Bus, kapal laut, dan pesawat termasuk di dalamnya. Dampak dari kenaikan BBM untuk mereka sangat besar.
Jika BBM naik, maka biaya operasional untuk berbagai moda transportasi akan mengalami peningkatan. Perusahaan swasta tidak memiliki pilihan selain menaikkan tarif. Hal ini berpotensi menimbulkan keengganan pada konsumen untuk menggunakan layanan transportasi umum dan memilih menggunakan kendaraan pribadi dengan bahan-bahar subsidi. Dampak lain muncul karenanya, yaitu polusi udara dan kemacetan.
Penurunan Daya Beli Masyarakat
Dampak selanjutnya adalah penurunan daya beli masyarakat. Bagaimana bisa kenaikan BBM berpengaruh terhadap hal tersebut? Sebab, pendistribusian barang pasti menggunakan kendaraan bermotor di mana BBM menjadi sumber daya utama. Ketika BBM naik, otomatis biaya produksi di mana distribusi menjadi bagian di dalamnya jadi membengkak dan HPP pun turut mengalami kenaikan.
Ketika HPP naik, maka untuk menutupnya dan tetap menghasilkan keuntungan, harga-harga produk di pasar secara serentak juga akan mengalami kenaikan. Tentu Anda dapat membayangkan efek domino yang dihasilkan? Penghasilan masyarakat tidak mengalami penambahan, tapi pengeluaran justru semakin besar. Pada akhirnya, daya beli masyarakat semakin melemah. Dan, efek terburuknya masih ada.
Pengaruh Negatif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dampak paling fatal dari harga BBM naik adalah pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Daya beli masyarakat yang terus berkurang dapat menyebabkan perekonomian negara jadi terhambat. Sebab, demand pasar berkurang sehingga stok barang akan menumpuk, kemudian rantai perdagangan tidak dapat berjalan. Padahal, kelancaran perdagangan merupakan salah satu tolak ukur kesehatan ekonomi.
Cara Mengatasi Kenaikan Harga BBM
Lantas, bagaimana seharusnya menyikapi perihal kenaikan BBM ini? Tidak perlu panik, apalagi melakukan aksi demonstrasi damai maupun anarkis untuk menentang hal tersebut. Sebab faktanya, harga BBM di Indonesia termasuk dalam kriteria terjangkau. Supaya tidak menimbulkan gangguan terhadap kemampuan finansial individu maupun masyarakat secara general, tips-tips berikut bisa dicoba:
Gunakan Transportasi Umum Milik Pemerintah
Metode jitu supaya Anda tidak mengalami kebangkrutan finansial akibat harga BBM yang naik adalah dengan menggunakan transportasi umum milik pemerintah. Sebab, moda transportasi yang dinaungi pemerintah tetap mendapatkan subsidi operasional sehingga bisa menawarkan biaya yang lebih murah daripada milik swasta. Bus, kereta, pesawat, kapal laut, semua ada yang milik pemerintah.
Pemerintah Akan Memberikan Bantuan Subsidi
Biasanya, bila subsidi BBM dikurangi, pemerintah akan mengalokasikannya untuk pendanaan yang lain. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan tunai atau subsidi dalam sektor berbeda. Anda dapat menggunakan bantuan maupun subsidi tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bijak. Jadi, kemungkinan mengalami defisit keuangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dapat dicegah supaya tidak terjadi.
Gunakan Kendaraan yang Lebih Efisien Energi
Solusi terakhir adalah berpindah dari kendaraan dengan BBM sebagai sumber energi pada alat transportasi yang lain. Contohnya memilih kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan. Terlebih sekarang pemerintah tengah menggalakkan program perpindahan dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik sehingga banyak subsidi yang bisa Anda peroleh bila ikut berpartisipasi dalam program tersebut.
Jelas bukan mengapa harga BBM naik dapat memberi dampak yang serius terhadap banyak sektor, khususnya perekonomian? Jadi, Anda juga perlu lebih bijak dalam membelanjakan uang maupun mengatur arus kas bisnis Anda. Gunakan YUKK payment gateway terbaik untuk UMKM dalam mewujudkannya. Pembayaran, penerimaan dana, pengiriman tagihan dari berbagai sumber!