Bahaya Gaya Hidup Konsumtif, Utang Menumpuk & Teror Pinjol!

Gaya hidup konsumtif

Fenomena teror oleh debt collector (DC) pinjaman online (pinjol) saat ini berlangsung cukup masif. Alasannya klasik, karena banyak orang yang mengaku kesulitan melunasi tumpukan utang yang menggunung. Hal ini bisa menimpa siapa saja, seiring dengan meningkatnya gaya hidup konsumtif di era modern seperti sekarang. 

Pola hidup yang konsumtif memang menjadi salah satu faktor penyebab menumpuknya utang. Dalam pengertiannya, perilaku konsumtif merupakan kebiasaan yang mendorong seseorang untuk menghabiskan uang secara berlebihan tanpa memikirkan dampaknya. Mereka berusaha untuk selalu memenuhi keinginan maupun kebutuhannya.

Faktor Pemicu Gaya Hidup Konsumtif

Lalu, kenapa seseorang terdorong untuk melakukan aktivitas belanja secara berlebihan? Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu dari perilaku ini, di antaranya adalah: 

Literasi Keuangan yang Minim

Aspek pertama yang menjadi pemicu meningkatnya perilaku konsumtif adalah karena tingkat pemahaman tentang keuangan yang rendah. Dampaknya, mereka tidak mengetahui maupun memikirkan konsekuensi dari keputusan yang dilakukan dan lebih mengutamakan tujuan jangka pendek. 

Pengaruh Media Sosial

Gaya hidup konsumtif mengalami peningkatan seiring dengan popularitas media sosial. Lewat media sosial, Anda bisa menjumpai berbagai konten yang mengedepankan gaya hidup mewah dan pamer. Tidak cuma dari para selebritis, tetapi juga dari orang-orang terdekat. 

Kemudahan Akses dalam Melakukan Aktivitas Belanja

Perilaku konsumtif juga mempunyai keterkaitan dengan kemudahan akses seseorang untuk melakukan aktivitas belanja. Apalagi, saat ini iklan produk bertebaran di mana saja. Tidak cuma di website yang Anda kunjungi, tetapi juga media sosial dan bahkan aplikasi. Pelanggan pun bisa belanja cukup dengan menggunakan aplikasi dan tanpa perlu keluar rumah. 

Akses Pinjaman yang Gampang

Faktor yang mendorong perilaku konsumtif di masyarakat selanjutnya adalah kemudahan dalam memperoleh layanan pinjaman uang. Saat ini, siapa saja bisa memperoleh pinjaman dengan nominal jutaan rupiah dengan mudah. Proses pengajuannya gampang dengan persyaratan yang minim. 

Ditambah lagi, bentuk pinjaman online yang bisa didapatkan juga sangat beragam. Anda bisa memilih untuk menggunakan layanan pay later, pinjaman online tanpa agunan, kartu kredit, dan lain sebagainya. 

Baca juga: Wajib Tahu! Ini 7 Perbedaan Pinjol dengan Pinjaman Konvensional

Upaya untuk Memperoleh Kepuasan Diri

Faktor berikutnya adalah ketika seseorang memilih untuk membeli berbagai jenis barang mewah dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan diri. Situasi ini kerap terjadi ketika orang tersebut memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. 

Lewat kepemilikan barang-barang mewah dan branded, mereka bisa menjadi pusat perhatian. Rasa percaya diri meningkat dan mereka memperoleh kepuasan dari hal tersebut. 

Ciri-Ciri Orang dengan Gaya Hidup Konsumtif

Terdapat beberapa karakteristik atau ciri yang bisa Anda kenali dari orang yang memiliki perilaku konsumtif, yaitu: 

Punya Gengsi Tinggi

Orang dengan perilaku konsumtif mempunyai kecenderungan rasa gengsi tinggi. Tujuannya, biar mereka bisa memiliki status sosial yang tinggi dan dianggap sebagai orang yang berada. Dengan begitu, mereka bisa memperoleh pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.

Selalu Tidak Mau Ketinggalan Tren

Ciri selanjutnya dari orang dengan gaya hidup konsumtif adalah kecenderungan untuk selalu mengikuti tren. Hal ini berkaitan erat dengan fenomena FOMO (fear of missing out) yang mereka rasakan kalau ketinggalan tren. 

Baca juga: Berinvestasi Karena FOMO Itu Bahaya, Bisa Rugi Besar Lho!

Bergaya Hidup Hedon

Orang dengan perilaku konsumtif sangat dekat dengan kebiasaan hidup mewah. Mereka punya kecenderungan untuk menghabiskan uang tanpa perlu pikir panjang demi mendapatkan kepuasan instan. 

Punya Kebiasaan Belanja yang Impulsif

Ciri terakhir dari perilaku adalah adanya kebiasaan belanja yang impulsif. Mereka bisa saja mempunyai keinginan untuk belanja secara tiba-tiba saat melihat iklan produk tertentu. Keputusan tersebut mereka lakukan tanpa memperhitungkan kondisi keuangan maupun tingkat kebutuhan. 

Baca juga: Biar Duit Gak Boncos, Perhatikan 7 Cara Hemat Belanja Bulanan

Dampak Negatif Gaya Hidup Konsumtif

Perilaku konsumtif dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan. Dampak negatif tersebut di antaranya adalah: 

Problem Keuangan 

Dampak negatif pertama yang bakal Anda rasakan dari kebiasaan hidup konsumtif adalah permasalahan keuangan. Bahkan, Anda bakal berhadapan pada problem keuangan yang seolah tidak pernah habis. 

Pola hidup yang konsumtif bakal membuat Anda seolah tidak pernah memiliki uang yang cukup. Anda pun bakal mengalami kesulitan dalam memenuhi berbagai kebutuhan pokok serta tagihan bulanan. Di sisi lain, ada pula tumpukan utang menggunung yang perlu Anda lunasi.

Stres dan Rasa Cemas

Selain menimbulkan permasalahan keuangan, gaya hidup konsumtif juga bisa berpengaruh pada mental health. Tumpukan utang dan permasalahan keuangan yang Anda miliki dapat menimbulkan kecemasan serta pikiran yang stres. 

Kondisi tersebut diperparah ketika Anda harus berhadapan dengan para debt collector dari pinjaman online. Apalagi, para debt collector, terutama dari layanan pinjaman ilegal, kerap melakukan tindakan yang meresahkan saat penagihan. 

Masa Depan yang Tak Menentu

Kebiasaan konsumtif bisa pula berdampak negatif pada kesiapan Anda dalam menghadapi masa depan. Tumpukan utang serta permasalahan finansial membuat masa depan jadi tak menentu. Anda tidak mempunyai kesiapan dalam menghadapi krisis yang bisa saja terjadi. 

Misalnya, ketika Anda mengalami kecelakaan atau sakit parah secara tiba-tiba. Anda tidak punya dana darurat untuk mengantisipasinya. Di sisi lain, Anda sudah mempunyai tanggungan utang dalam jumlah banyak. 

Kualitas Hidup Rendah

Kebiasaan konsumtif dapat pula berpengaruh pada tingkat kualitas hidup seseorang. Apalagi, keputusan untuk membeli berbagai jenis barang didasarkan pada tujuan untuk memenuhi kepuasan yang singkat. Hal tersebut akan mendorong adanya siklus pencarian kepuasan yang seolah tidak ada habisnya.

Pada akhirnya, siklus dalam mencari kepuasan tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup secara menyeluruh. Orang dengan perilaku konsumtif memiliki kecenderungan berupa tingkat kepuasan jangka panjang serta kualitas hidup yang rendah.

Hubungan Sosial yang Memburuk

Kebiasaan konsumtif bisa pula berpengaruh pada memburuknya hubungan sosial. Apalagi, gaya hidup tersebut mempunyai kecenderungan dalam menciptakan jarak antara Anda dengan orang-orang di sekitar. Jadinya, Anda tidak mempunyai kehidupan sosial yang baik dengan masyarakat. 

Tips Menghindari Kebiasaan Gaya Hidup Konsumtif

 Mengingat betapa berbahayanya perilaku yang konsumtif, Anda perlu berupaya untuk menghindarinya. Ada berbagai langkah yang bisa Anda terapkan agar terhindar dari kebiasaan konsumtif, di antaranya adalah: 

Susun Rencana Anggaran Secara Realistis

Upaya pertama yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari perilaku konsumtif adalah lewat penyusunan rencana anggaran yang realistis. Ketahui kemampuan keuangan yang Anda miliki. Selanjutnya, Anda bisa menyusun rencana anggaran bulanan berdasarkan informasi tersebut.

Rencana anggaran yang Anda susun pun harus realistis. Pertimbangkan untuk mengutamakan berbagai kebutuhan pokok serta tagihan bulanan. Baru setelah itu, Anda bisa memasukkan porsi pengeluaran lainnya seperti tabungan dan hiburan.

Lakukan Evaluasi Rencana Keuangan dengan Rutin

Rencana keuangan perlu Anda susun setiap bulan. Dalam prosesnya, Anda perlu melakukan evaluasi secara rutin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas penggunaan sumber daya keuangan yang Anda miliki. 

Proses evaluasi bisa Anda lakukan dengan membagi pengeluaran berdasarkan kuadran prioritas atau Eisenhower Matrix, yakni:

  • Penting dan Mendesak

Pertama adalah kuadran untuk jenis pengeluaran yang sifatnya penting dan mendesak. Oleh karena itu, Anda perlu mempersiapkannya setiap bulan. Beberapa jenis pengeluaran yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya adalah tagihan bulanan, belanja sehari-hari, transportasi, dan lain sebagainya. 

  • Penting dan Tidak Mendesak

Selanjutnya, Anda perlu memperhatikan kategori pengeluaran pada kuadran kedua, yang sifatnya penting tetapi tidak mendesak. Anda perlu mempersiapkannya, tetapi tak harus disediakan dalam waktu dekat. Contohnya adalah menyiapkan dana darurat, investasi, dan semacamnya. 

  • Tidak Penting dan Mendesak

Ada pula pengeluaran dalam kelompok kuadran ketiga yang sifatnya tidak penting tetapi mendesak. Contohnya adalah ketika Anda ingin membeli handphone baru untuk menggantikan hp lama yang sudah rusak. 

  • Tidak Penting dan Tidak Mendesak

Terakhir, adalah jenis pengeluaran yang termasuk dalam kuadran keempat, bersifat tidak penting dan tak mendesak. Anda perlu meminimalkan keberadaan pengeluaran jenis ini dan bahkan kalau bisa menghilangkannya. Contohnya adalah membeli produk smartphone keluaran terbaru, liburan ke luar negeri, beli baju mewah, dan lain sebagainya.

Minimalkan Utang, Terutama Utang yang Bersifat Konsumtif

Upaya selanjutnya yang dapat Anda terapkan dalam menghindari gaya hidup konsumtif adalah dengan menghindari utang. Apalagi, utang yang tujuannya adalah untuk hal-hal yang bersifat konsumtif. 

Utang konsumtif hanya akan membebani pengeluaran. Meski begitu, Anda tidak perlu sepenuhnya menghindari utang. Anda tetap bisa mempertimbangkan penggunaan utang yang bersifat produktif. Contohnya adalah utang untuk pengembangan usaha. 

Baca juga: Orang Kaya Banyak Hutang, Tapi Malah Tambah Kaya, Kok Bisa?

Latih Kemampuan untuk Menahan Diri dari Sifat Konsumtif

Perilaku konsumtif mempunyai keterkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menahan diri dari keinginan yang muncul secara tiba-tiba. Kalau Anda mempunyai kemampuan dalam menahan keinginan tersebut, maka kebiasaan konsumtif bisa diminimalkan. 

Melatih kemampuan dalam menahan diri bisa mengurangi kebiasaan belanja secara impulsif. Anda pun dapat lebih mengedepankan aktivitas belanja secara terencana berdasarkan anggaran yang sebelumnya telah disusun. 

Baca juga: Ingin Cepat Kaya? Tiru Gaya Hidup Frugal Living Orang Terkaya Dunia, Yuk!

Tingkatkan Kesadaran Finansial

Terakhir, tingkatkan pengetahuan tentang finansial. Tingkat pengetahuan terhadap literasi keuangan mempunyai kaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam mengelola finansial. Mereka bisa melakukan pengelolaan keuangan dengan lebih baik

Kesadaran finansial membantu Anda untuk memahami dampak dari setiap keputusan finansial yang diambil. Di waktu yang sama, Anda juga bisa lebih tahu cara memanfaatkan sumber daya keuangan secara produktif dan efektif. 

Baca juga: Millennial Santuy Aja! Ini 7 Cara Ini Mencapai Kebebasan Finansial

Misalnya, Anda bisa tahu tentang berbagai jenis aset investasi yang dapat membantu meningkatkan penghasilan. Selain itu, tingkat pemahaman literasi keuangan yang bagus sangat membantu Anda ketika ingin memulai usaha sendiri. 

Sekarang Anda sudah tahu apa itu gaya hidup konsumtif dan berbagai upaya dalam menghindarinya, kan? Dengan pemahaman yang tepat, dan bisa terhindarkan dari berbagai dampak berbahaya dari kebiasaan ini. Selanjutnya, Anda bisa belajar dalam memanfaatkan keuangan secara lebih baik. 

Sebagai informasi tambahan, bagi Anda yang tengah menjalankan usaha sendiri, pastikan pengelolaan keuangannya berlangsung dengan baik. Manfaat tool yang bisa membantu Anda dalam mengelola usaha secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah layanan YUKK Payment Gateway

YUKK Payment Gateway menyediakan solusi dalam membantu menyediakan layanan pembayaran digital yang praktis. Cukup dengan satu tool ini, Anda bisa memperoleh proses transaksi yang lancar dengan para pelanggan. Pembayaran lancar, bisnis pun bisa berjalan tanpa ada gangguan. 

Baca juga: Daftar Aplikasi Yukk, Bikin Belanja dan Transfer Nggak Ribet Lagi

0
like
0
love
0
haha
0
wow
0
sad
0
angry