Setiap negara berlomba-lomba untuk meningkatkan nilai dari negara itu sendiri termasuk melalui kurs mata uang asal dengan beberapa yang kerap jadi acuan seperti dolar Amerika. Sayangnya, ada banyak faktor dan dinamika yang mempengaruhi. Beberapa negara bahkan harus berada dalam daftar mata uang terendah di dunia.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
Ada beberapa hal yang menjadikan nilai mata uang suatu negara menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan nilai mata uang negara lainnya. Beberapa faktor ini pun cenderung dinamis sehingga memungkinkan nilai mata uang suatu negara mengalami peningkatan bahkan melampaui yang lainnya.
Lalu, apa saja faktor di balik nilai mata tukar mata uang?
Tingkat Inflasi
Tingginya inflasi menyebabkan daya beli mata uang domestik menurun sehingga nilai mata uang tersebut pun turun. Harga produk (barang maupun jasa) yang naik pun bakal mengurangi pembelian mata uang dan berdampak pada penurunan nilai tukar.
Tingkat Suku Bunga
Suku bunga yang rendah menjadikan mata uang suatu negara menjadi kurang diminati investor. Pasalnya, mereka pasti akan mencari pengembalian hasil yang lebih tinggi. Pada kondisi seperti ini, permintaan terhadap mata uang domestik pun menurun dan nilainya menjadi berkurang.
Utang Publik
Negara dengan utang publik yang besar kurang diminati oleh investor asing. Adapun yang dimaksud utang publik adalah kemampuan negara untuk membayar utangnya. Jika investor merasa khawatir dengan kondisi utang publik yang akan merugikan, mereka pun akan menjual mata uang tersebut sehingga nilai mata uang menurun.
Baca juga: Orang Kaya Banyak Hutang, Tapi Malah Tambah Kaya, Kok Bisa?
Kondisi Politik
Salah satu pertimbangan penting investor dalam memilih tempat untuk menanamkan modalnya adalah situasi politik yang stabil. Adanya ketidakpastian atau konflik politik akan menghilangkan kepercayaan investor.
Baca juga: Ingin Cari Investor Baru? Pahami Cara Buat Proposal Bisnis, Ya!
Defisit Neraca Perdagangan
Tingginya tingkat impor mengakibatkan defisit neraca perdagangan. Akhirnya, nilai tukar mata uang domestik pun menurun lantaran permintaan juga menurun.
Daftar Mata Uang Terendah di Dunia
Mengutip dari Bank Bazaar, berikut adalah deretan mata uang terendah di dunia 2023.
Rial Iran
Rial Iran dilambangkan dengan IRR dengan nilai tukar per 1 USD = 42.263 IRR. Nilai rendah IRR utamanya disebabkan devaluasi yang telah berlangsung cukup lama dan menjadi masalah berkepanjangan sejak 1979. Nilai devaluasi pun nyaris menembus angka 400 persen.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya nilai tukar IRR adalah perang berkepanjangan. Kondisi politik yang tidak stabil membuat pare pebisnis dan investor pun memilih untuk menjalankan bisnis dan menanamkan modal di negara lain yang lebih aman dan menjanjikan. Ditambah lagi keberadaaan program nuklir di masa perang Iran Irak menyebabkan adanya sanksi ekonomi.
Dong Vietnam
Dong Vietnam (VND) diterbitkan pertama pada 1946 menggantikan Indochina Prancis. Namun sejak diterbitkan pertama itu pula, VND pun menjadi salah satu mata uang terendah di dunia. Adapun nilai 1 USD saat ini setara dengan sekitar 23.528 VND.
Sebetulnya sudah cukup banyak cara yang dilakukan untuk membuat adanya perubahan ekonomi yang lebih baik. Sayangnya kondisi ekonomi makro memang cukup sulit untuk mencapai kondisi stabil sehingga mata uang VND pun tergerus devaluasi.
Kip Laos
Kondisi ekonomi Laos sebetulnya tidak terlalu buruk. Bahkan sejak Kip Laos (LAK) beredar pada 1962 silam, negara ini juga cukup konsisten menjaga peningkatan ekonomi sampai saat ini. Pertumbuhan industri yang tak kalah apik pun terjaga dengan baik.
Meski begitu, krisis keuangan pada 1990-an sempat menghempas ekonomi Laos dan berdampak sampai sekarang, membuat negara ini tidak mengalami kebangkitan yang signifikan. Kini nilai tukar 1 USD pun setara dengan 18.432 LAK.
Leone Sierra Leone
Mata uang lainnya yang termasuk dalam daftar terendah di dunia adalah Leone Sierra Leone (SLL). Negara di Afrika Barat ini memiliki mata uang dengan nilai tukar yang cukup timpang dibandingkan dolar Amerika, dengan 1 USD setara 19.750 SLL.
Penyebab rendahnya nilai SLL terutama terhadap USD adalah karena perang berkepanjangan yang tak luput menghempas kondisi ekonomi Sierra Leone secara serius. Selain itu, angka kemiskinan yang sangat tinggi dan wabah virus Ebola yang banyak menyerang negara-negara di Afrika membuat nilai tukar SLL terus merosot dan menghambat pertumbuhan ekonomi Sierra Leone.
Rupiah Indonesia
Indonesia tidak luput dari daftar negara dengan nilai mata uang paling rendah di dunia. Melemahnya nilai tukar rupiah (IDR) terutama terjadi sejak adanya krisis moneter pada 1990-an lalu. Kini 1 USD menembus Rp15.000,00.
Sebetulnya ada banyak kebijakan yang coba dilakukan pemerintah untuk meningkatkan nilai tukar rupiah dengan mata uang asingnya. Sayangnya, hal ini masih belum dapat tercapai sepenuhnya meski perekonomian Indonesia mulai menunjukkan kestabilan.
Som Uzbekistan
Pernah menjadi bagian Uni Soviet tidak lantas membuat kondisi ekonomi Uzbekistan berada di top tier. Sebaliknya, som Uzbekistan (UZS) justru memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup rendah sehingga berimbas pula pada rendahnya nilai tukar mata yang ini.
Kini 1 USD bernilai setara 11.471 UZS. Kendati pemerintah Uzbekistan telah melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak nilai mata uang mereka, belum ada proses maupun hasil yang menunjukkan ke arah lebih baik.
Franc Guinea
Guinea boleh jadi negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah, mulai dari berlian emas, minera, dan masih banyak lainnya. Sayangnya, masalah kemiskinan masih cukup sulit untuk dituntaskan sebagaimana kebanyakan negara di Afrika lainnya.
Nilai 1 USD setara dengan 8.604 Franc Guinea (GNF). Rendahnya nilai tukar GNF dengan mata uang lainnya juga dipengaruhi permasalahan ekonomi yang cukup kompleks, termasuk di antaranya adalah inflasi dan angka kemiskinan yang terus merangkak.
Bolívar Venezuela
Nilai Bolivar Venezuela (VES) terhadap dolar Amerika sekarang mencapai 1 USD = 2.723.800 VES. Kondisi ekonomi yang buruk ini terjadi sejak terjadinya krisis pada 2013 lalu dan belum cukup banyak perbaikan yang terjadi.
Beberapa alasan mengapa VES begitu rendah dibandingkan mata uang lainnya adalah inflasi berulang yang bahkan mencapai 200% (tertinggi di dunia), ketersediaan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas.
Rubel Belarusia
Dari kawasan timur Eropa, Belarusia jadi negara dengan mata uang yang cukup rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Nilai tukar 1 USD setara dengan 2,5 Rubel Belarusia (BYR).
Adanya pergantian mata uang yang sebelumnya Rubet Soviet menjadi Rubel Belarusia pada 1992 setelah bubarnya Soviet menimbulkan munculnya redenominasi. Hal ini yang jadi penyebab RBY sebagai mata yang terendah di samping pertumbuhan ekonomi yang memang cukup rendah setiap tahunnya.
Riel Kamboja
Riel Kamboja (KHR) adalah mata uang yang kurang populer dibandingkan beberapa negara lain, termasuk di kawasan Asia dan ASEAN. Tak cuma itu, warga Kamboja pun lebih suka melakukan transaksi ekonomi menggunakan mata uang negara lain yang lebih populer seperti dolar Amerika. Adapun 1 USD setara dengan 4.121 KHR.
Itulah deretan mata uang terendah di dunia. Terlihat bukan, bahwa ternyata pertumbuhan ekonomi yang bagus saja ternyata tidak cukup untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai mata uang?
Meski begitu, stabilitas ekonomi juga memegang peranan penting dalam kondisi ekonomi sebuah negara termasuk pula nantinya dalam membantu memperbaiki nilai mata uang negara. Sebagai pelaku UMKM, kamu juga punya peranan penting untuk mewujudkan mimpi ini.
Dukung lebih banyak perputaran keuangan dengan menyediakan produk dan layanan yang pas untuk konsumen. Salah satunya adalah dengan kemudahan payment gateway dari YUKK Dengan banyaknya pilihan metode pembayaran, pelanggan pun jadi lebih nyaman dan tertarik untuk terus melakukan pembelian produk kamu.