Inflasi Ekonomi: Penyebab, Dampak, dan Cara Menghadapinya

Inflasi Ekonomi

Pembahasan tentang inflasi ekonomi sudah sering dilakukan, namun masih banyak masyarakat yang awam terhadap topik tersebut. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan inflasi? Apa saja faktor pemicunya? Bagaimana dampak yang dihasilkan dan cara mengatasinya?

Pengertian Inflasi Ekonomi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam satu periode waktu. Naiknya harga bisa disebut inflasi jika bersumber dari satu dua produk atau jasa kemudian meluas secara umum. Namun, jika hanya bertahan pada beberapa item atau layanan saja, maka tidak bisa dikategorikan sebagai inflasi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi juga berlaku untuk penyebutan kondisi di mana nilai mata uang mengalami kemerosotan. Maksudnya, jumlah mata uang yang besar hanya dapat membeli sedikit barang atau biaya layanan. Inflasi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis berbeda. Apa saja?

Jenis – Jenis Inflasi Ekonomi

Jenis – Jenis Inflasi Ekonomi

Secara pengertian memang sudah cukup banyak masyarakat yang memahami tentang inflasi. Namun, banyak yang masih belum mengetahui bahwa inflasi terbagi menjadi beberapa klasifikasi berbeda yang didasarkan pada tingkat keparahannya seperti berikut:

Inflasi Ringan (Creeping Inflation)

Klasifikasi pertama dari inflasi yaitu tingkat ringan alias creeping inflation di mana situasi tersebut masih mudah dikendalikan sehingga tidak sampai menyebabkan terganggunya perekonomian negara. Persentase kenaikan harga barang atau produk untuk inflasi ringan adalah di bawah 10% per tahun.

Ciri-ciri dari inflasi ringan berupa kenaikan harga yang bersifat pasti namun lamban. Contohnya seperti harga nasi pada awal tahun Rp10.000 per kilogram, sedangkan pada akhir tahun mengalami kenaikan mencapai Rp11.000 per kilogram. Kenaikan harga tersebut tidak terlalu membebani dan bisa dapat distabilkan kembali dengan mudah.

Inflasi Sedang (Moderate Inflation)

Selanjutnya ada inflasi sedang atau moderate inflation. inflasi ekonomi sedang? Inflasi yang disebut juga sebagai galloping inflation ini dapat mempengaruhi masyarakat berpenghasilan tetap hingga menurunkan tingkat kesejahteraan mereka – namun tidak sampai mengacaukan perekonomian negara. Persentasenya antara 10 – 30% per tahun.

Contohnya, harga gula pasir awal tahun hanya Rp11.500 per kilogram. Ketika terjadi inflasi sedang, harga produk tersebut mencapai Rp14.000 per kilogram di akhir tahun. Kenaikan harga gula untuk pengguna kalangan keluarga mungkin tidak memberikan efek yang besar, namun untuk industri, khususnya food & beverages, dampaknya signifikan.

Inflasi Berat (Severe Inflation)

Klasifikasi berikutnya ada inflasi berat dengan persentase 30 – 100% atas harga awal tahun untuk suatu produk maupun jasa. Persentase tersebut cukup untuk mengacaukan kondisi perekonomian suatu negara. Dalam situasi seperti ini, masyarakat akan memilih untuk tidak menabung karena bunganya jauh lebih kecil dari nilai inflasi itu sendiri.

Contoh dari inflasi berat adalah harga minyak goreng yang semula berada di angka Rp10.000 per liter bisa mencapai Rp20.000 per liternya. Sebagai salah satu bahan pokok, tentu kenaikan harga minyak goreng yang drastis tersebut menimbulkan kesulitan bagi masyarakat – khususnya kalangan menengah ke bawah, untuk mendapatkannya.

Inflasi Hiperinflasi (Hyperinflation)

Terakhir, ada hiperinflasi yang tidak lain adalah inflasi sangat berat. Pada kondisi yang satu ini, perekonomian sudah sangat kacau dan tidak dapat lagi terkendali. Bahkan meskipun pemerintah melakukan kebijakan moneter maupun fiskal, situasi sulit dipulihkan. Persentase kenaikannya mencapai lebih dari 100% nilai awal.

Contoh hiperinflasi adalah kenaikan harga air mineral galon yang semula Rp20.000 untuk sekali isi ulang, maka saat inflasi bisa mencapai Rp45.000 per galon. Tentu situasi tersebut menyebabkan kesulitan untuk masyarakat luas. Khususnya saat akses air bersih dan layak konsumsi masih sangat terbatas di banyak daerah.

Penyebab Inflasi Ekonomi

Penyebab Inflasi Ekonomi

 Membahas tentang ragam jenis inflasi, tentu Anda juga perlu mengetahui tentang faktor pemicunya. Jadi, penyebab inflasi ekonomi sampai terjadi sangat banyak. Beberapa yang paling menonjol antara lain:

Kenaikan Permintaan Agregat

Penyebab pertama dari terjadinya inflasi adalah kenaikan permintaan agregrat. Apa itu? Sederhananya, permintaan agregrat adalah jumlah total barang atau jasa yang diminta dalam pemenuhan suatu aktivitas perekonomian alias permintaan pasar (market demand). 

Ketika permintaan terhadap suatu produk atau layanan sangat tinggi namun produsen tidak dapat memenuhinya, hal itu menyebabkan kelangkaan. Harga barang atau jasa tersebut akan melambung tak terkendali hingga terjadi inflasi terhadap sektor perekonomian. 

Ekspansi Moneter

Berikutnya, ekspansi moneter juga dapat menyebabkan terjadinya inflasi. Maksud dari ekspansi moneter yaitu tindakan pemerintah dalam menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat dan memperluasnya. Tujuan awal sebetulnya baik, yaitu untuk memeratakan aktivitas perekonomian warga sipil.

Namun, hal ini kemudian berubah menjadi masalah bila distribusi tidak berjalan dengan lancar atau masyarakat memilih tidak menggunakan uang tersebut untuk memutar roda perekonomian. Nilai mata uang otomatis akan melemah karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak dan akhirnya menyebabkan inflasi.

Kenaikan Harga Barang Impor

Terjadinya inflasi ekonomi juga dapat disebabkan oleh kenaikan harga barang impor. Ketika barang-barang yang didatangkan dari luar negeri mengalami kenaikan, artinya beban biaya produksi juga mengalami penambahan yang signifikan. Situasi ini juga bermakna melemahnya nilai tukar rupiah sehingga menjadi pemicu inflasi.

Kenaikan Harga Barang Baku di Pasar Internasional

Faktor pemicu yang terakhir adalah harga bahan baku yang mengalami kenaikan sehingga membuat biaya produksi membengkak dan harga jual lebih mahal. Hal ini mempengaruhi daya beli masyarakat mengalami penurunan. Ketika stok barang ada namun harganya mahal dan permintaan pasar menurun, saat itu inflasi terjadi.

Dampak Inflasi Ekonomi Bagi Negara dan Masyarakat

Dampak Inflasi Ekonomi Bagi Negara dan Masyarakat

Bila inflasi sampai terjadi, apa yang akan terjadi pada masyarakat dan negara secara umum? Berikut adalah dampak-dampak dari kondisi inflasi tersebut:

Menurunkan Nilai Uang

Kemerosotan nilai mata uang suatu negara menjadi dampak negatif yang pasti mengguncang perekonomian negara secara keseluruhan. Stok barang atau jasa memang aman – dengan harga yang tinggi, sehingga menurunnya nilai mata uang membuat daya beli masyarakat semakin berkurang. Nilai tabungan dan investasi otomatis juga mengalami penurunan.

Jika inflasi tidak segera dihentikan, tabungan atau investasi yang dimiliki akan habis untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok sehari-hari. Bila sampai pada titik ini nilai mata uang tidak mengalami peningkatan, maka perekonomian suatu negara bisa hancur.

Meningkatkan Ketidakpastian Ekonomi

Economic uncertainty merupakan dampak berikutnya akibat inflasi, yaitu keadaan-keadaan yang muncul sebagai akibat dari kondisi dan perilaku ekonomi. Contohnya seperti harga barang maupun jasa yang semakin tidak terkendali hingga defisit keuangan negara. Hal-hal semacam itu menimbulkan keresahan serius dalam masyarakat.  

Suku Bunga Lebih Tinggi

Dampak lain dari inflasi ekonomi adalah suku bunga menjadi lebih tinggi. Otomatis, bunga pinjaman akan semakin besar. Padahal, pinjaman menjadi salah satu cara yang selalu digunakan masyarakat dalam mengatasi krisis keuangan. 

Bila bunganya sangat tinggi, opsi tersebut tidak bisa lagi diandalkan sehingga perekonomian juga tidak kunjung membaik. Warga sipil yang berniat untuk mengajukan pinjaman maupun investor yang hendak menyuntikkan dana sama-sama akan mundur dalam situasi tersebut.

Menyebabkan Resesi Ekonomi

Resesi alias krisis ekonomi menjadi dampak fatal inflasi. Maksud dari kondisi tersebut adalah terjadinya penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dalam periode yang cukup panjang – bisa selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Jika tidak kunjung pulih dalam situasi ini, suatu negara bisa runtuh dan diambil alih negara lain.

Cara Menghadapi Inflasi Ekonomi

Cara Menghadapi Inflasi Ekonomi

Cukup menakutkan bukan dampak-dampak dari terjadinya inflasi? Namun, hal itu tidak berarti bahwa inflasi tidak bisa diatasi. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah dan warga negara, kondisi perekonomian dapat kembali distabilkan. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan antara lain:

Pemerintah

Cara mengatasi inflasi yang dapat pemerintah lakukan yaitu dengan mengeluarkan beberapa kebijakan, seperti:

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah keputusan pemerintah dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat agar tetap stabil. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kebijakan moneter antara lain:

  • Pengaturan suku bunga.
  • Operasi pasar terbuka.
  • Pengaturan cadangan bank.
  • Intervensi mata uang.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah keputusan pemerintah terkait pengeluaran dan pendapatan pajak negara. Contoh tindakan dari kebijakan fiskal yaitu:

  • Menaikkan pajak penerimaan negara baik dari industri domestik maupun global sehingga dana untuk menstabilkan keuangan negara bisa bertambah.
  • Menyamaratakan pengeluaran negara melalui anggaran yang setara untuk APBN sehingga tidak ada pemborosan.
  • Mengadakan pinjaman pemerintah melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) supaya dana segar dapat mengalir.

Kebijakan Non-Moneter

Kebijakan non-moneter merupakan kebijakan yang dilakukan tanpa mempengaruhi jumlah uang yang beredar maupun pendapatan atau pengeluaran negara. Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai bagian kebijakan non-moneter adalah:

  • Menambah hasil produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran sehingga market demand terpenuhi dan harga bisa stabil.
  • Mempermudah masuknya barang impor.
  • Menstabilkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan upah.
  • Menetapkan harga maksimum dan sanksi pelanggaran bagi oknum-oknum yang melanggar.
  • Pengawasan distribusi barang supaya merata di semua daerah.

Warga Negara

Sementara itu, untuk keterlibatan aktif warga negara dalam mengatasi inflasi bisa melalui tindakan-tindakan berikut:

  • Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti bahan pangan karena perputaran produk-produk tersebut sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Sedangkan barang atau jasa yang sifatnya sekunder bisa menunggu. Langkah ini sangat efektif dalam memulihkan kondisi akibat inflasi.
  • Berinvestasi dalam barang yang tidak mudah rusak seperti emas atau properti, dapat membantu Anda untuk melindungi nilai uang Anda dari inflasi. Sebab, jenis objek investasi tersebut biasanya tidak akan terpengaruh atau hanya mengalami sedikit penurunan saat inflasi.
  • Menghemat pengeluaran untuk kebutuhan yang tidak penting seperti membeli aksesoris, mengganti ponsel keluaran terbaru dan semacamnya. Sebab barang atau layanan tersebut tidak mempengaruhi perekonomian negara.

Apakah penjelasan di atas sudah cukup membuat Anda memahami apa itu inflasi ekonomi? Salah satu cara sederhana lainnya untuk mencegah inflasi yang bisa Anda lakukan adalah dengan memperbanyak transaksi finansial digital sehingga roda perekonimian berjalan lancar. Gunakan YUKK payment gateway pilihan Anda untuk memperlancar aktivitas transaksi digital tersebut.

0
like
0
love
0
haha
0
wow
0
sad
0
angry