Indeks Harga Saham Gabungan, Kenali Serba Serbinya!

Indeks harga saham gabungan

Ketahui apa itu IHSG berikut ragam jenis, fungsi, dan cara perhitungannya. IHSG hingga hari ini masih menjadi topik di kalangan terbatas. Padahal, pemahaman tentang hal yang satu ini dapat membantu peningkatan perekonomian negara secara general. Penasaran dengan pengertian dan detail lain tentang IHSG?

Pengertian IHSG

IHSG yang merupakan akronim dari Indeks Harga Saham Gabungan adalah indeks harga yang digunakan pada Bursa Efek Indonesia (pasar saham). IHSG menjadi tolak ukur dan bahan pertimbangan para investor di bidang saham untuk melihat serta mengukur keuntungan atas suatu emiten di pasar. 

Dalam BEI, terdapat berbagai macam emiten dengan skala dan harga yang bervariasi. Harga masing-masing dapat mengalami kenaikan, penurunan, atau tetap dalam satu kurun waktu pengamatan. Rata-rata pergerakan harga emiten itulah yang kemudian ditampilkan dalam IHSG yang selalu diperbarui setiap harinya.

Baca juga: Mau Belajar Cara Berinvestasi Saham untuk Pemula? Cek Disini!

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi IHSG

Faktor yang Mempengaruhi IHSG

Alasan IHSG menjadi indikator alias tolak ukur maupun bahan pertimbangan investor, tidak lain disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi indeks itu sendiri di pasar saham. Apa saja?

  • Fundamental perusahaan di mana saat kinerja perusahaan baik, secara otomatis akan membuat sahamnya merangkak naik. Namun, ketika kinerja perusahaan mengalami penurunan, begitu pula nilai emitennya di pasar saham.
  • Kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap IHSG. Terutama ketika kebijakan-kebijakan itu berkaitan langsung dengan sektor investasi dan masa depannya.
  • Persepsi pelaku pasar atau pandangan dan reaksi masyarakat terhadap isu, kebijakan, maupun peristiwa lain yang tengah terjadi. Khususnya ketika hal tersebut berkaitan dengan pengumuman yang baru dibuat pemerintah atau korporasi.
  • Sektor makro ekonomi yang berkaitan erat dengan inflasi mata uang dan suku bunga yang berpengaruh signifikan terhadap sektor investasi. Indeks saham biasanya sangat buruk ketika tengah terjadi inflasi mata uang maupun kenaikan suku bunga di suatu negara.

Jenis – Jenis IHSG

Jenis IHSG

IHSG sendiri terbagi menjadi beberapa jenis dengan tujuan untuk mempermudah para investor dalam memantau emiten yang diincar. Ragam Indeks Harga Saham Gabungan yang bisa Anda temukan di pasar saham, antara lain:

Indeks Harga Saham Sektoral

Kategori pertama adalah Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). Indeks ini berisi pergerakan saham dari sektor tertentu – industri yang serupa dan biasanya memiliki pengaruh signifikan terhadap perekonomian negara atau investasi saham itu sendiri. Contohnya, indeks saham keuangan, infrastruktur, pertanian, properti dan sejenisnya.

Indeks Syariah

Indeks syariah yang berisi pergerakan saham dari perusahaan – perusahaan yang berjalan berdasarkan prinsip agama Islam. Maksudnya, tidak boleh ada unsur yang dilarang oleh Islam dalam pelaksanaan bisnis tersebut, seperti riba, alkohol, perjudian dan semacamnya.

Indeks BUMN

Jenis terakhir dari IHSG tidak lain adalah indeks BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Isinya tentu saja nilai saham perusahaan pelat merah yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia. Contohnya Bank BRI, Bank Mandiri, Telkom Indonesia dan banyak lainnya. Indeks BUMN sendiri menjadi salah satu jenis yang paling ramai peminat.

Fungsi IHSG

Fungsi IHSG

Sekilas, sudah disebutkan bahwa IHSG digunakan oleh investor untuk memantau pergerakan emiten di pasar saham. Namun, sebenarnya, fungsi dari IHSG sangat luas, yaitu:

Mengevaluasi Kinerja Pasar Saham

Fungsi pertama IHSG tidak lain untuk mendapatkan evaluasi yang akurat terhadap pasar saham. Ketika pergerakan emiten terpantau stabil – bahkan cenderung menunjukkan kenaikan pada satu periode, artinya pasar saham dan perekonomian negara secara general sedang sehat atau baik-baik saja.

Begitu pula sebaliknya, bila pasar saham lesu karena emiten terus mengalami penurunan, artinya perekonomian negara tengah mengalami kemerosotan. Investor dapat menjadikan situasi-situasi tersebut sebagai tolak ukur untuk mengubah keadaan pada periode berikutnya.

Menjadi Acuan dalam Berinvestasi

Dengan memahami IHSG dan memantaunya, investor dapat menjadikan pergerakan tersebut sebagai acuan dalam berinvestasi. Mana emiten yang memiliki prospek bagus, mana perusahaan yang piawai dalam mengelola bisnis, semua bisa tampak dari indeks saham yang ditunjukkan. Investor dapat menjadikan hasil tersebut sebagai bahan pertimbangan utama membeli saham atau tidak.

Pengukur Akurat Sentimen Pasar

IHSG juga dapat menjadi indikator dalam mengukur sentimen pasar. Ketika IHSG mengalami kenaikan, artinya investor mempunyai pandangan positif terhadap perekonomian negara. Sebaliknya, ketika IHSG mengalami penurunan, artinya para investor menganggap perekonomian terlalu lemah sehingga investasi terlalu beresiko.

Indikator Stabilitas Ekonomi

Fungsi selanjutnya dari IHSG adalah sebagai indikator stabilitas perekonomian suatu negara. Hal ini biasanya lebih berdampak untuk investor luar negeri, karena mereka perlu yakin bahwa perekonomian Indonesia sedang stabil dan potensial sebelum memutuskan menanamkan modal.

Membantu Perencanaan Investasi

IHSG juga sangat efektif dalam membantu perencanaan investasi jangka panjang bagi para investor. Memantau IHSG dapat membantu mereka dalam mencapai diversifikasi sekaligus mengurangi resiko investasi. Bukankah tujuan utama dari investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan?

Tolak Ukur Ekonomi Makro

Terakhir, IHSG memiliki fungsi untuk mengukur ekonomi makro. Fluktuasi atau pergerakan tidak terduga dari IHSG merupakan petunjuk tentang bagaimana pasar merespon kebijakan pemerintah – moneter dan fiskal, peristiwa internasional, maupun perkembangan geopolitik terhadap perekonomian negara.

Cara Hitung IHSG 

Cara Hitung IHSG 

Anda perlu juga mengetahui cara hitung alias rumusnya. Namun, sebelum melakukan perhitungan indeks saham, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan terlebih dahulu:

  • Memilih saham-saham berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasar sebagai tahap pertama eliminasi.
  • Setelah saham-saham untuk perhitungan IHSG terpilih, tentukan bobot (weight) dari masing-masing emiten. Bobot dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar. Semakin besar kapitalisasinya, semakin tinggi pula bobotnya dalam IHSG.
  • Penentuan harga relatif yaitu harga saham emiten pada saat tertentu dibandingkan dengan harga periode sebelumnya. Gunanya untuk mengukur perubahan harga masing-masing emiten yang dimasukkan dalam daftar IHSG.
  • Setelah mendapatkan harga relatif, berikutnya hitung indeks harga relatif (Relative Price Index). Indeks harga relatif merupakan angka penunjuk perubahan harga saham dalam indeks sebelumnya.

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka Anda tinggal mengimplementasikan rumus indeks saham di bawah ini:

Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100

Keterangan:

  • Nilai dasar adalah nilai total jumlah saham pada hari dasar dikalikan harga pada hari dasar.
  • Nilai pasar adalah nilai total jumlah saham tercatat dikalikan dengan harga pasar. Adapun cara mencari nilai pasar adalah:  Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn.
    • p = harga emiten ke-i
    • q = jumlah saham terpakai untuk perhitungan indeks emiten ke-i
    • n = jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Contoh kasusnya sebagai berikut, pada tanggal 10 Januari 2024, terdapat 100 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Nilai pasar dari masing-masing saham adalah sebagai berikut:

SahamNilai Pasar
TLKMRp 1.000.000
BBRIRp 750.000
ASIIRp 500.000
UNVRRp 400.000
BMRIRp 350.000

Dengan jumlah saham beredar masing-masing saham adalah 10.000 lembar, maka nilai pasar gabungan dari 100 saham tersebut adalah sebagai berikut:

Nilai Pasar Gabungan = 100 * (Rp 1.000.000 + Rp 750.000 + Rp 500.000 + Rp 400.000 + Rp 350.000)

= Rp 10.000.000.000

Sehingga, IHSG pada tanggal 10 Januari 2024 adalah sebagai berikut:

IHSG = (Rp 10.000.000.000 / 100 * 10.000) * 100

= 1000

Artinya, IHSG pada tanggal 10 Januari 2024 mengalami kenaikan sebesar 0% dibandingkan dengan hari dasar, yaitu tanggal 10 Agustus 1982. Pada contoh perhitungan di atas, nilai dasar IHSG adalah 100. Namun, nilai dasar IHSG dapat berubah sesuai dengan kebijakan Bursa Efek Indonesia.

Baca juga: 7 Tips Biar Dapat Untung Maksimal dari Investasi Saham

Memahami IHSG memang bukan sesuatu yang mudah. Anda perlu belajar bersama dengan pialang saham supaya lebih menguasainya. Namun untuk payment gateway paling lengkap, cepat, dan aman, Anda selalu dapat mengandalkan YUKK sebagai pilihan. 

Baca juga: 8 Strategi Memilih Saham untuk Pemula, Biar Cuan Banyak!

0
like
0
love
0
haha
0
wow
0
sad
0
angry