Digitalisasi menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hanya saja, survei terbaru memperlihatkan kalau era digital masih menjadi hambatan besar bagi para pelaku UMKM. Buktinya, hanya 20% UMKM di Indonesia yang aktif dalam melakukan digitalisasi usaha.
Tantangan UMKM dalam Upaya Pengembangan Usaha di Era Digital
Lalu, permasalahan apa saja yang dihadapi oleh UMKM di era digital yang membuat mereka mengalami kesulitan dalam digitalisasi usaha? Ada berbagai problem serta tantangan yang membuat pelaku UMKM kesulitan dalam menjalankan usahanya. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya adalah:
Tingkat Pengetahuan Teknologi yang Masih Minim
Para pelaku UMKM di Indonesia umumnya memiliki tingkat pengetahuan tentang teknologi yang cukup rendah. Fakta ini terungkap dalam survei Status Literasi Digital di Indonesia 2022 oleh Kementerian Kominfo.
Indeks literasi digital masyarakat Indonesia dalam survei tersebut memang cukup tinggi, sebesar 3,52 dari skala 1-5. Hanya saja, kemampuan dalam mengecek kebenaran informasi di internet serta pengetahuan terkait software dan hardware relatif rendah.
Kemampuan digital tertinggi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia secara umum adalah mengunduh file. Jadi, tingkat digital skill orang Indonesia masih terbatas hanya pada tingkat dasar.
Pemahaman Tentang Teknik Digital Marketing Masih Sangat Terbatas
Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh UMKM di era digital juga mempunyai kaitan erat dengan pemahaman tentang teknik digital marketing. Sebagian UMKM memang sudah menjalankan digitalisasi usaha. Hanya saja, praktik digitalisasi yang mereka laksanakan masih sangat terbatas.
Penerapan digital marketing oleh UMKM di Indonesia hanya terbatas pada 3 platform, yaitu media sosial, instant messaging, serta e-commerce. Padahal, ada berbagai teknik digital marketing lain yang tak kalah penting. Termasuk di antaranya adalah:
- Search engine optimization
- Social media marketing
- Content marketing
- Email marketing
- Influencer marketing
Kesulitan dalam Mengikuti Pergeseran Perilaku Konsumen
Aspek selanjutnya yang membuat pelaku UMKM kesulitan menjalankan usahanya di era digital adalah fenomena pergeseran perilaku konsumen dari offline ke online. Tak cukup dengan menghadirkan toko online, Anda sebagai pelaku usaha juga perlu memahami perilaku konsumen saat berbelanja online.
Secara khusus, ada 4 kebiasaan umum dari para masyarakat Indonesia saat berbelanja online, yaitu:
- Memperhatikan review pelanggan terdahulu sebelum berbelanja. Konsumen punya kecenderungan untuk mencari produk yang memperoleh ulasan positif dari para pelanggan terdahulu.
- Kemudahan cara berbelanja. Anda juga perlu memperhatikan hal yang berkaitan dengan cara pemesanan produk serta pembayarannya. Usahakan untuk menyediakan berbagai opsi cara pembayaran untuk memberi kemudahan bagi para pelanggan.
- Personalisasi. Anda juga perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang personal kepada pelanggan. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan serta selera dari masing-masing konsumen yang berbeda satu sama lain.
- Suka mengikuti tren. Tak kalah penting, pertimbangkan untuk selalu memperhatikan tren yang tengah berlangsung. Tentunya, Anda perlu melakukannya dengan cara yang positif, ya.
Pemahaman Tentang Aspek Keamanan dan Privasi Data Pelanggan yang Minim
Keamanan dan privasi data adalah jawaban dari pertanyaan terkait permasalahan apa saja yang dihadapi oleh UMKM di era digital. Bahkan, para pelaku UMKM kerap menyepelekan aspek yang satu ini.
Padahal, keamanan serta privasi data mempunyai kaitan erat dengan tingkat kepercayaan konsumen. Oleh karenanya, pastikan data pelanggan terjaga dengan aman dan menjadi bagian dari rahasia perusahaan yang tak boleh bocor.
Perubahan Regulasi oleh Pemerintah
Faktor selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan apa saja yang dihadapi oleh UMKM di era digital adalah regulasi pemerintah. Apalagi, pemerintah Indonesia mempunyai kecenderungan untuk melakukan perubahan regulasi secara mendadak.
Contoh terbarunya adalah ketika pemerintah memutuskan untuk menutup layanan TikTok Shop beberapa waktu lalu. TikTok Shop sudah berjalan cukup lama dan menjadi saluran penjualan yang sangat efektif bagi banyak UMKM. Namun, secara tiba-tiba, pemerintah melakukan pelarangan aktivitas penjualan berbasis social commerce seperti TikTok Shop.
Tingkat Persaingan yang Tinggi
Era digital memang membuka kesempatan besar bagi para pelaku usaha untuk menjangkau pangsa pasar yang luas. Hanya saja, Anda juga harus berhadapan pada tingkat persaingan pasar yang semakin meningkat.
Saat memasarkan produk secara digital, Anda tidak hanya perlu bersaing dengan perusahaan besar, tetapi juga sesama UMKM. Belum lagi, Anda harus melakukan persaingan dengan para pelaku usaha, baik UMKM maupun perusahaan besar dari berbagai pelosok tanah air.
Infrastruktur yang Tak Merata
Terakhir, jawaban terkait permasalahan apa saja yang dihadapi oleh UMKM di era digital adalah dukungan infrastruktur yang tak merata. Pelaku UMKM yang berada di kota besar, khususnya di Pulau Jawa, bisa memperoleh dukungan infrastruktur yang lengkap. Namun, situasinya berbanding terbalik dengan daerah terpencil.
Para pelaku UMKM yang berada di daerah terpencil, khususnya di luar Pulau Jawa kerap mengalami kesulitan sekadar untuk mendapatkan akses internet. Oleh karena itu, mereka pun sangat sulit untuk bisa menjalankan berbagai strategi pemasaran digital. Alhasil, usaha mereka sulit berkembang dan cenderung jalan di tempat.
Dengan tumpukan permasalahan serta tantangan yang cukup banyak, tak heran kalau banyak UMKM yang mengalami kesulitan. Namun, Anda perlu menyelesaikan dan menghadapi tantangan tersebut satu per satu. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan layanan YUKK Payment Gateway.
YUKK Payment Gateway menyediakan solusi cara pembayaran yang praktis. Dengan satu tool canggih ini, Anda bisa menghadirkan berbagai metode pembayaran online sekaligus kepada pelanggan. Praktis dan canggih.