Menilai kesehatan sebuah usaha tidak cukup hanya dengan melihat besarnya pendapatan. Banyak bisnis terlihat memiliki penjualan tinggi, tetapi keuntungan yang didapat ternyata kecil karena biaya produksi atau biaya operasional yang besar. Oleh sebab itu, memahami margin menjadi hal penting agar pelaku usaha bisa mengetahui kondisi keuangan bisnis secara lebih jelas.
Margin berperan untuk menunjukkan seberapa besar keuntungan yang benar-benar diperoleh setelah semua biaya dikurangi. Selain itu, margin juga membantu menilai seberapa efisien bisnis dijalankan. Dengan memahami margin, pelaku usaha dapat mengontrol pengeluaran, menentukan harga jual yang sesuai, serta mengetahui bagian bisnis mana yang masih bisa diperbaiki agar keuntungan meningkat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga jenis margin yang paling umum digunakan. Dengan memahami ketiganya, Anda dapat lebih mudah menilai kinerja dan profitabilitas bisnis Anda secara keseluruhan.
Baca juga artikel: Apa Itu Margin dan Fungsinya bagi Pelaku Usaha
Jenis-Jenis Margin
Margin dibagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki fungsi berbeda dalam mengukur keuntungan. Berikut adalah jenis-jenis margin yang umum digunakan dikutip dari ESB:
1. Gross Margin
Gross margin adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya produksi atau harga pokok penjualan (HPP), yaitu biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa, seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja. Gross margin menunjukkan seberapa besar sisa pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi biaya produksi.
Rumus gross margin: (Pendapatan Kotor – Biaya produksi (HPP)) / Pendapatan x 100%
Contoh:
Sebuah usaha memiliki pendapatan sebesar Rp100.000.000 dengan biaya produksi (HPP) Rp60.000.000.
Gross margin = (100.000.000 – 60.000.000) / 100.000.000 × 100% = 40%
Artinya, setelah biaya produksi dibayar, masih tersisa 40% dari pendapatan
2. Operating Margin
Operating margin menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan utama bisnis setelah dikurangi biaya operasional sehari-hari. Biaya operasional ini meliputi pengeluaran seperti pemasaran, gaji karyawan, biaya kantor, dan administrasi.
Margin ini membantu pelaku usaha menilai apakah kegiatan operasional bisnis sudah berjalan secara efisien. Perhitungannya hanya fokus pada operasional bisnis dan belum memperhitungkan biaya lain seperti beban pinjaman dan pajak. Semakin tinggi operating margin, semakin baik kemampuan bisnis dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas utamanya.
Rumus operating margin: (Laba Operasional / Pendapatan) x 100%
Contoh:
Pendapatan usaha sebesar Rp100.000.000, biaya produksi Rp60.000.000, dan biaya operasional Rp20.000.000.
Laba operasional = 100.000.000 – 60.000.000 – 20.000.000 = Rp20.000.000
Operating margin = 20.000.000 / 100.000.000 × 100% = 20%
Artinya, setelah semua biaya operasional dibayar, bisnis masih menyisakan laba sebesar 20% dari total pendapatan.
3. Net Margin
Net margin memperlihatkan keuntungan bersih yang benar-benar diterima perusahaan setelah seluruh biaya dibayar termasuk biaya operasional, pinjaman, pajak, dan biaya lainnya. Margin ini menunjukkan seberapa besar keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan setelah semua pengeluaran.
Rumus net margin: (Total Pendapatan – HPP – Pajak – Biaya Operasional – Biaya Lain-Lain) / Total Pendapatan x 100%
Contoh:
Total pendapatan Rp100.000.000, HPP Rp60.000.000, biaya operasional Rp20.000.000, dan pajak serta biaya lain Rp5.000.000.
Laba bersih = 100.000.000 – 60.000.000 – 20.000.000 – 5.000.000 = Rp15.000.000
Net margin = 15.000.000 / 100.000.000 × 100% = 15%
Artinya, perusahaan memperoleh keuntungan bersih sebesar 15% dari total pendapatan.

Margin merupakan indikator penting untuk menilai kinerja keuangan dan tingkat keuntungan sebuah bisnis. Dengan memahami 3 jenis margin seperti gross margin, operating margin, dan net margin, pelaku usaha dapat melihat seberapa efisien bisnis dijalankan, bagaimana biaya dikelola, serta apakah strategi harga yang diterapkan sudah tepat.
Pemahaman yang baik tentang margin membantu perusahaan menjaga kondisi keuangan tetap sehat dan mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Pengelolaan margin yang tepat tidak hanya berdampak pada peningkatan keuntungan, tetapi juga membantu menjaga stabilitas keuangan serta mempermudah pengambilan keputusan bisnis.
Selain memahami jenis margin yang umum digunakan, meningkatkan efisiensi operasional juga menjadi kunci untuk menaikkan keuntungan. Salah satu langkah praktis yang bisa dilakukan adalah menggunakan sistem pembayaran digital dari YUKK Payment Gateway. Solusi ini membantu proses transaksi menjadi lebih cepat, mempermudah pengelolaan arus kas, dan mendukung upaya peningkatan profit bisnis.
Gunakan layanan YUKK Payment Gateway sekarang dan optimalkan kinerja usaha Anda!
