Bagaimana Menyusun Cash Flow dengan Tepat?

Cash Flow
(Ilustrasi: Freepik)

Kamu adalah seorang pemilik coffee shop. Setiap hari, kamu menerima uang hasil penjualan. Pada saat yang sama, kamu juga harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan, membayar pegawai, membayar biaya pengiriman, membayar biaya sewa tempat, dan membeli kebutuhan operasional lainnya. Tiba-tiba kamu bingung, “Lho, jualan ramai, tapi, kok, uangnya nggak kelihatan, ya?” 

Kamu tidak sendirian. Banyak pelaku usaha mengalami hal yang sama. Mereka bingung ketika sadar bahwa mereka tidak memegang uang sama sekali walaupun produk atau jasa mereka terjual atau digunakan pelanggan. 

Masalah seperti ini biasanya muncul karena para pelaku usaha belum memahami betul bagaimana alur keuangan dalam bisnis berjalan. Di sinilah peran cash flow atau arus kas menjadi sangat penting. Lebih dari sekadar catatan uang masuk dan keluar, cash flow membantu pelaku usaha untuk melihat apakah keuangan bisnis benar-benar sehat atau justru diam-diam bocor di sana-sini. Sebelum mulai memikirkan rencana untuk berekspansi, membuat promosi besar-besaran, atau membeli alat produksi baru, pastikan terlebih dahulu arus kas usahamu terkelola dengan baik dan stabil.

Apa Itu Cash Flow?

Cash flow atau arus kas adalah catatan keuangan yang menunjukkan aliran uang masuk dan keluar dari suatu usaha dalam periode waktu tertentu. Uang masuk bisa berasal dari penjualan produk atau jasa, pinjaman, maupun investasi. Sementara itu, uang keluar biasanya digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan operasional, seperti membayar gaji karyawan, menyewa tempat, membeli barang, hingga membayar listrik dan air. Dengan kata lain, cash flow membantu pelaku usaha memahami bagaimana uang “bergerak” di dalam bisnis, dari mana uang masuk, dan ke mana saja uang tersebut digunakan.

Mengelola arus kas dengan baik sangat penting karena berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup usaha. Meskipun sebuah bisnis tampak menguntungkan jika dilihat dari laporan keuangan, tanpa ketersediaan uang tunai untuk membayar kewajiban, bisnis tersebut tetap bisa mengalami kesulitan, bahkan berisiko bangkrut. Data menunjukkan bahwa banyak bisnis yang gagal karena pengelolaan arus kas yang buruk.

Dikutip dari Forbes, studi Jessie Hagen dari U.S. Bank menunjukkan bahwa 82% bisnis gagal karena manajemen arus kas yang buruk. Tentu saja  ini merupakan masalah besar untuk sesuatu yang sebenarnya bisa dikendalikan. Salah satu penyebab yang sering terjadi adalah piutang usaha yang tidak dipantau, sehingga menumpuk dan mengganggu arus kas karena faktur yang terus menunggak dari 0–30, 31–60, hingga 61–90 hari.

Ada dua jenis kondisi arus kas:

  1. Arus kas positif: pemasukan lebih besar daripada pengeluaran. Ini tanda yang baik karena menunjukkan kondisi bahwa bisnis memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kewajiban dan bahkan mungkin ada sisa untuk investasi atau pengembangan usaha.
  2. Arus kas negatif: pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Ini bisa menjadi sinyal bahaya. Kalau terjadi terus-menerus, bisnis bisa kehabisan uang dan tidak bisa beroperasi dengan lancar.

Memahami dan memantau cash flow secara rutin akan membantu pemilik usaha mengambil keputusan yang lebih bijak. Apakah perlu menghemat biaya? Mencari tambahan modal? Atau justru mulai memperluas bisnis?

Jenis-Jenis Cash Flow

Untuk memahami kondisi keuangan bisnis secara menyeluruh, kita tidak cukup hanya melihat total uang yang masuk dan keluar. Kita juga perlu tahu dari mana asal uang tersebut dan untuk apa digunakan. Inilah mengapa penting untuk mengenal berbagai jenis cash flow dalam bisnis.

Secara umum, arus kas terbagi menjadi tiga kategori utama. Ketiganya, seperti dikutip dari CIMB Niaga, memberikan gambaran yang berbeda tentang aktivitas keuangan perusahaan:

  1. Arus kas dari kegiatan operasional
    Ini adalah arus kas yang berasal dari aktivitas utama bisnis, seperti penjualan barang atau jasa, pembayaran dari pelanggan, hingga pengeluaran rutin seperti gaji karyawan dan biaya produksi. Arus kas operasional menggambarkan seberapa sehat bisnis berjalan dari aktivitas hariannya. Bila arus kas ini positif, bisnis mampu menghasilkan cukup uang untuk menutup biaya operasional tanpa perlu bergantung pada pinjaman atau sumber eksternal lainnya.
  2. Arus kas dari kegiatan investasi
    Arus kas ini mencerminkan aktivitas pembelian atau penjualan aset jangka panjang yang dilakukan perusahaan, seperti pembelian mesin, kendaraan, properti, atau investasi dalam bentuk lain. Pada umumnya, angka arus kas investasi bersifat negatif karena perusahaan mengeluarkan uang untuk pengembangan. Namun, ini bisa menjadi pertanda baik karena menunjukkan bahwa perusahaan sedang memperluas skala operasinya.
  3. Arus kas dari kegiatan pendanaan
    Jenis arus kas ini berkaitan dengan perolehan dan penggunaan dana yang berasal dari pihak luar, seperti investor, pemilik usaha, atau lembaga keuangan. Contohnya, pinjaman bank, penerbitan saham baru, atau pembayaran kembali utang dan dividen. Arus kas pendanaan menunjukkan bagaimana perusahaan membiayai pertumbuhan atau memenuhi kebutuhan modal kerjanya.

Cara Menyusun Laporan Arus Kas

Cash Flow
(Ilustrasi: Freepik)

Penyusunan laporan arus kas bertujuan untuk menggambarkan pergerakan kas perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini dapat disusun menggunakan dua metode, yaitu metode tidak langsung dan metode langsung.

1. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung merupakan cara yang paling umum digunakan dalam pelaporan arus kas. Untuk menyusun laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung, terdapat 3 komponen utama yang perlu diperhatikan, yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Berikut adalah tahapan dalam penyusunan arus kas dengan pendekatan ini:

  • Siapkan laporan laba rugi
    Gunakan laporan laba rugi periode berjalan untuk mengetahui apakah perusahaan memperoleh laba atau mengalami kerugian.
  • Siapkan laporan neraca
    Susun laporan neraca tahun berjalan dan tahun sebelumnya untuk membandingkan perubahan keuangan dan memahami aktivitas keuangan perusahaan selama periode berjalan.
  • Sesuaikan laba bersih dari laporan laba rugi
    Pada tahap ini, lakukan penyesuaian terhadap laporan laba rugi untuk mendapatkan arus kas yang berasal dari aktivitas operasional. Hasil penyesuaian ini menjadi bagian dari arus kas (dalam laporan yang disusun menggunakan metode tidak langsung).
  • Menghitung arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan
    Setelah arus kas dari aktivitas operasi diperoleh, lanjutkan dengan menghitung arus kas dari aktivitas investasi (misalnya, pembelian atau penjualan aset tetap) dan aktivitas pendanaan seperti pinjaman, penerbitan saham, atau pembayaran dividen). Hal ini dilakukan dengan memeriksa transaksi-transaksi yang tidak melibatkan kas secara langsung karena transaksi tersebut tetap dapat memengaruhi posisi keuangan perusahaan.
  • Menyusun laporan arus kas
    Gabungkan hasil dari ketiga aktivitas (operasi, investasi, dan pendanaan) untuk mendapatkan kas bersih dan menentukan saldo kas akhir periode. Berikut contoh arus kas dengan metode tidak langsung

    Source: Paper.id

Metode tidak langsung ini dinilai efisien karena memanfaatkan data dari laporan keuangan yang sudah tersedia.

2. Metode Langsung

Metode langsung menyusun laporan arus kas berdasarkan pencatatan langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas, tanpa melalui laba bersih. Sumber utama datanya adalah catatan kas harian, seperti buku kas bank dan petty cash. Langkah-langkah dalam metode langsung antara lain:

  • Lakukan pemeriksaan silang (rekonsiliasi)
    Untuk proses rekonsiliasi, data yang diperlukan adalah buku kas bank, rekening koran, dan petty cash untuk memastikan seluruh transaksi kas telah dicatat dengan benar.
  • Eliminasi transaksi silang
    Langkah kedua dalam membuat laporan arus kas dengan metode langsung adalah menghapus transaksi silang. Transaksi silang adalah transaksi yang tercatat pada lebih dari satu bagian dalam buku kas dan saling berkaitan. Transaksi silang ini harus dihilangkan agar tidak tercatat dua kali dan laporan kas menjadi akurat.
  • Kelola penerimaan dan pengeluaran kas sesuai jenis aktivitas
    Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan semua pemasukan dan pengeluaran ke dalam laporan arus kas. Proses ini bisa memakan waktu cukup lama jika pencatatan tidak dilakukan secara rutin, tetapi akan lebih cepat jika pencatatan dilakukan setiap hari. Arus kas dari aktivitas operasional mencakup transaksi yang berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan, seperti penjualan dan pembayaran beban usaha. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi transaksi pembelian atau penjualan aset tetap serta penerimaan kas dari piutang. Sementara itu, arus kas dari aktivitas pendanaan mencakup transaksi yang berkaitan dengan pinjaman, pelunasan utang, atau perubahan modal perusahaan.
  • Menyusun laporan arus kas
    Langkah terakhir adalah membuat laporan arus kas dari data yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Pastikan semua informasi tentang pemasukan, pengeluaran, dan laporan laba rugi sudah lengkap. Setelah itu, susun data tersebut menjadi laporan arus kas yang rapi. Berikut contoh arus kas dengan metode langsung:

    Source: Paper.id

Manfaat Cash Flow bagi Bisnis

Membuat laporan arus kas memberikan banyak manfaat bagi keberlangsungan pengelolaan bisnis. Beberapa manfaat utamanya antara lain:

1. Mengetahui kondisi keuangan bisnis 

Laporan arus kas membantu bisnis memahami seberapa besar uang yang tersedia dalam periode tertentu dan bagaimana uang tersebut digunakan. Dari sini, pemilik usaha bisa menilai apakah perusahaan mampu memenuhi kebutuhan penting, seperti membayar gaji, menyewa tempat usaha, atau membeli bahan baku. Jika laporan menunjukkan arus kas negatif dalam jangka waktu yang lama, itu menjadi sinyal bahaya. Bisnis perlu segera mengambil langkah perbaikan agar tidak mengalami kesulitan keuangan yang lebih besar.

2. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

Informasi dalam laporan arus kas dapat digunakan untuk membantu menentukan arah dan strategi bisnis. Misalnya, apakah kondisi keuangan memungkinkan untuk membuka cabang baru, membeli alat produksi, atau sebaliknya justru perlu menunda investasi dan fokus menekan pengeluaran. Jika arus kas menunjukkan hasil positif secara konsisten, perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang tanpa mengganggu stabilitas keuangan yang ada.

3. Bahan pertimbangan investor

Calon investor biasanya akan melihat laporan arus kas sebelum memutuskan untuk menanamkan modal. Bisnis dengan arus kas yang stabil dan sehat cenderung lebih menarik karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan dan tumbuh secara berkelanjutan. Dengan kata lain, cash flow yang baik meningkatkan kepercayaan investor pada masa depan bisnis.

4. Membantu perencanaan dan pengelolaan keuangan

Dengan memahami arus kas, perusahaan bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih matang. Perusahaan dapat memastikan ketersediaan dana untuk kebutuhan rutin, seperti gaji, biaya sewa, dan pembayaran utang, sekaligus menghindari kekurangan dana pada waktu-waktu tertentu.

Jadi, meskipun bisnis terlihat berjalan lancar dari luar, pelanggan banyak, omzet naik, itu belum tentu menjadi jaminan keuanganmu aman. Tanpa pengelolaan cash flow yang baik, kamu bisa saja kehabisan dana pada saat paling dibutuhkan. Arus kas yang sehat bukan hanya tentang catatan keuangan yang rapi, melainkan juga tentang cara memastikan bisnismu bisa bertahan, berkembang, dan menghadapi tantangan finansial apa pun yang datang.

Mulailah untuk lebih rutin mencatat dan mengevaluasi alur uang masuk dan keluar dalam usahamu. Dari sana, kamu bisa membuat keputusan yang lebih tepat: apakah waktunya menekan biaya, mencari tambahan modal, atau malah berani melangkah lebih besar. Memahami cash flow dengan baik tidak hanya membantu kamu menjaga bisnis tetap hidup, tapi juga membawanya tumbuh ke arah yang lebih pasti.

0
like
0
love
0
haha
0
wow
0
sad
0
angry