Alasan orang memiliki utang sangat beragam. Fenomena yang kerap terjadi, orang utang karena kebutuhan yang sifatnya mendesak. Contoh, untuk biaya berobat atau dana pendidikan anak. Namun, fakta terbaru yang kini bermunculan adalah orang memiliki utang karena keinginan mereka liburan. Pertanyaannya, mengapa orang bersedia mengambil utang demi liburan?
Utang yang mereka ajukan untuk keperluan liburan tersebut nominalnya bisa cukup besar. Apalagi, kalau mereka ingin mewujudkan keinginan liburan mewah dan bahkan bepergian ke luar negeri. Setidaknya, ada 5 alasan utama yang menjadi penyebab mengapa orang bersedia mengambil utang demi liburan, yakni:
Pengaruh Gaya Hidup
Faktor pertama yang menjadi penyebab orang berutang karena liburan adalah karena pengaruh gaya hidup. Dulu, kebutuhan seseorang terhadap aktivitas liburan sangat minim. Alasannya, karena masyarakat menganggap liburan sebagai kegiatan bersenang-senang yang bisa mereka lakukan ketika punya uang serta waktu berlebih.
Namun, situasinya saat ini berubah. Banyak orang menganggap aktivitas liburan sebagai bagian dari gaya hidup dan bahkan termasuk kebutuhan utama. Bagi mereka, liburan termasuk sarana self healing dari penatnya kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, mereka rela mengeluarkan uang dan bahkan berutang demi liburan.
Biar Eksis dan Mendapatkan Pengakuan
Alasan selanjutnya yang menjadi penyebab mengapa orang bersedia mengambil utang demi liburan mempunyai kaitan erat dengan aktivitas di media sosial. Media sosial menjadi sarana bagi banyak orang untuk mengekspresikan jati diri. Bahkan, banyak orang aktif di media sosial biar mendapatkan pengakuan dari teman atau para follower-nya.
Dengan memajang foto liburan ke berbagai tempat, seseorang bisa memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Apalagi, kalau foto yang mereka unggah memperoleh banyak like dan komentar positif. Lama-kelamaan, seseorang pun tergoda untuk terus mendapatkan respons serupa dan semakin aktif mengunggah foto-foto mewah dan liburan di medsos.
Keinginan Berlibur yang Menggebu-gebu
Selanjutnya, Anda juga bisa menjumpai fenomena utang karena liburan karena adanya landasan keinginan yang menggebu-gebu. Apalagi, budaya FOMO (fear of missing out) saat ini begitu masif di masyarakat. Seseorang merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam dirinya ketika tak merasakan liburan seperti halnya orang lain.
Untuk memenuhi keinginan liburan yang sangat menggebu-gebu tersebut, seseorang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan uang. Kalaupun sedang tidak mempunyai uang tunai, mereka bisa meminta pinjaman ke orang-orang terdekat atau bahkan mengajukan pinjaman ke layanan pinjaman online. Semua itu mereka lakukan biar merasakan ketenangan di hati dan tidak FOMO.
Tawaran Promo Murah Untuk Tempat yang Belum Pernah Dikunjungi
Situasi yang kerap membuat orang rela berutang demi liburan adalah saat dia mendapatkan penawaran promo liburan murah. Apalagi, kalau destinasi liburan yang ditawarkan tersebut merupakan tempat yang belum pernah dia kunjungi.
Bagi orang tersebut, kesempatan promo liburan ke tempat yang belum pernah dikunjungi merupakan penawaran menarik. Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali. Oleh karena itu, orang tersebut berusaha untuk memanfaatkannya secara maksimal.
Sulit Menolak Ajakan Teman
Selanjutnya, Anda juga dapat menjumpai alasan kenapa orang berutang demi liburan adalah karena mereka mengalami kesulitan dalam menolak ajakan teman. Apalagi, kalau orang yang mengajak merupakan sahabat dekat. Di sisi lain, orang tersebut merasa tidak enak ketika harus menolak ajakan tersebut.
Alhasil, meski dalam kondisi keuangan yang kurang baik, orang itu memilih untuk berutang demi memenuhi ajakan teman untuk liburan bersama. Situasi seperti ini kerap dihadapi oleh orang-orang yang mempunyai kepribadian sebagai people pleaser.
Kepribadian people pleaser adalah mereka yang rela dan bahkan selalu berupaya untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Padahal, di sisi lain hal tersebut tidak memberikan banyak manfaat dan bahkan kerap menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri.
Berutang Demi Liburan, Apakah Bijak?
Sekarang, Anda sudah tahu alasan mengapa orang bersedia mengambil utang demi liburan. Setiap orang punya latar belakang masing-masing kenapa mereka memilih untuk mengambil keputusan tersebut. Namun, apakah bijak ketika mengajukan utang hanya demi keperluan liburan?
Jawaban atas pertanyaan ini bisa cukup bervariasi, disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Sah-sah saja ketika Anda memilih untuk mengajukan utang, baik ke teman, saudara, ataupun pinjol ketika ingin mencari dana liburan. Namun, kunci utamanya adalah, jangan sampai utang tersebut mengganggu kondisi keuangan Anda.
Oleh karena itu, pahami seberapa besar beban utang maksimal yang bisa kamu tanggung. Para ahli keuangan menyarankan besaran tagihan utang berkisar antara 30-35% dari total penghasilan bulanan. Kalau angka utang melebihi nominal tersebut, bisa berdampak sangat buruk terhadap kondisi keuangan.
Utang dengan alasan liburan memang boleh-boleh saja. Namun, Anda perlu memastikan kalau bahwa kondisi keuangan tidak mengalami gangguan. Dengan begitu, Anda tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran tagihan utang tersebut.
Oleh karena itu, pertimbangkan secara matang setiap keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Dengan begitu, Anda tidak akan mengalami penyesalan karena munculnya berbagai problem keuangan di masa depan akibat pengambilan keputusan yang buruk.
Alih-alih utang untuk liburan, alangkah baiknya Anda menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan yang lebih penting. Salah satu contohnya adalah pengembangan usaha. Anda bisa mengajukan pinjaman dengan tujuan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar dan modern.
Salah satu bentuk pengembangan usaha tersebut dapat Anda lakukan dengan memanfaatkan layanan payment gateway dari YUKK. Layanan YUKK membantu para pelaku UMKM di Indonesia dalam menyediakan sistem pembayaran yang praktis. Cukup dengan satu layanan, Anda bisa menerima berbagai metode transaksi pelanggan.