
Dalam beberapa tahun terakhir, cara masyarakat bertransaksi mengalami perubahan besar. Di pusat perbelanjaan, restoran, hingga pasar tradisional, pembayaran kini lebih sering dilakukan melalui ponsel daripada uang tunai. E-wallet, kartu debit, dan QRIS menjadi bagian dari keseharian dan telah menggantikan peran uang fisik. Pergeseran ini bukan hanya menunjukkan kemajuan teknologi, melainkan juga mencerminkan perubahan budaya ekonomi yang mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan keamanan.
Fenomena ini disebut cashless society, sebuah kondisi ketika aktivitas ekonomi berlangsung tanpa penggunaan uang tunai. Data menunjukkan bahwa semakin banyak negara di dunia yang mengadopsi sistem pembayaran nontunai. Kanada menempati peringkat teratas sebagai negara paling cashless di dunia dengan lebih dari 70% pembelian pribadi dilakukan menggunakan kartu, termasuk pembayaran contactless. Di Swedia, penggunaan uang tunai menurun drastis dari 39% menjadi 9% selama tahun 2010–2020. Negara lain yang juga mengalami peningkatan signifikan dalam penggunaan pembayaran nontunai, antara lain, Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, peralihan menuju masyarakat nontunai semakin pesat. Hal ini didorong oleh kemajuan teknologi finansial (fintech), maraknya layanan pembayaran digital, serta dukungan pemerintah terhadap digitalisasi ekonomi. Lebih dari sekadar tren, cashless society kini menjadi fondasi baru yang mengubah cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan konsumennya.
Apa itu Cashless Society?
Cashless society, seperti dikutip dari NEX, merupakan kondisi ketika masyarakat melakukan transaksi tanpa menggunakan uang tunai. Dalam sistem ini, seluruh proses pembayaran berlangsung secara digital, seperti melalui dompet elektronik (e-wallet), kartu debit atau kredit, transfer antarbank, dan QRIS.
Masyarakat nontunai ini sudah dikenal sejak tahun 1950-an ketika kartu kredit diperkenalkan sebagai salah satu inovasi penting dalam sistem pembayaran. Seiring berjalannya waktu, metode pembayaran digital terus berkembang. Dimulai dari munculnya perbankan digital pada tahun 1990-an hingga hadirnya layanan pembayaran seluler seperti Apple Pay dan Google Wallet pada awal 2000-an.
Di Indonesia, konsep ini semakin dikenal luas sejak Bank Indonesia (BI) meluncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada tahun 2014. Gerakan tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat beralih dari transaksi tunai ke sistem pembayaran digital. Transformasi ini semakin pesat setelah peluncuran QRIS pada tahun 2019, yang memungkinkan masyarakat melakukan transaksi dengan mudah hanya melalui pemindaian kode QR menggunakan smartphone.
Fenomena cashless society kini semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan pengguna mobile banking dan dompet digital seperti GoPay, OVO, dan ShopeePay menjadi bukti bahwa masyarakat semakin terbiasa bertransaksi secara digital. Tidak hanya konsumen, tetapi juga pelaku usaha, baik skala kecil maupun besar, telah menyediakan opsi pembayaran nontunai seperti QRIS untuk meningkatkan kemudahan, kenyamanan, dan efisiensi dalam bertransaksi.
Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Cashless Society

Perkembangan masyarakat menuju sistem tanpa uang tunai (cashless society) tidak terjadi secara tiba-tiba. Perubahan ini merupakan hasil dari kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, serta perubahan gaya hidup masyarakat. Beberapa faktor berikut berperan penting dalam mendorong terwujudnya cashless society:
1. Kemajuan Teknologi Finansial (Fintech)
Inovasi dalam bidang teknologi finansial menjadi salah satu pendorong utama terbentuknya ekosistem transaksi nontunai. Kehadiran berbagai aplikasi pembayaran digital, seperti GoPay, OVO, DANA, ShopeePay, hingga m-banking memudahkan masyarakat untuk bertransaksi kapan pun dan di mana pun. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses pembayaran, tetapi juga meningkatkan efisiensi, kenyamanan, serta keamanan dalam bertransaksi.
2. Pertumbuhan Perdagangan dan Pembayaran Online
Pesatnya perkembangan e-commerce dan layanan digital mendorong masyarakat semakin terbiasa bertransaksi secara nontunai. Beragam keuntungan seperti diskon, cashback, dan kemudahan proses pembayaran membuat metode pembayaran digital kian diminati dibandingkan dengan pembayaran menggunakan uang tunai.
3. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat
Perkembangan gaya hidup masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, telah mendorong meningkatnya penggunaan pembayaran digital. Milenial dan Gen Z yang terbiasa dengan teknologi cenderung memilih transaksi yang cepat, praktis, dan efisien tanpa membawa uang tunai. Karena itu, metode pembayaran digital kini menjadi bagian penting dalam berbagai aktivitas keuangan sehari-hari.
4. Dukungan Pemerintah dan Regulasi
Pemerintah memiliki peran penting dalam mempercepat transisi menuju ekonomi digital. Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah. Bank Indonesia melakukan berbagai gebrakan untuk mendorong percepatan digitalisasi, antara lain, melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan penerapan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk mendorong integrasi berbagai metode pembayaran digital.
5. Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu pemicu percepatan peralihan ke pembayaran digital. Pembatasan kontak fisik dan kekhawatiran terhadap penyebaran virus mendorong masyarakat menggunakan metode pembayaran nirsentuh (contactless payment). Kebiasaan ini terus berlanjut hingga kini dan memperkuat budaya pembayaran digital dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan cashless society menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi telah mengubah cara masyarakat dan bisnis berinteraksi. Meski tantangan seperti kebocoran data dan keterbatasan infrastruktur masih ada, manfaat yang ditawarkan jauh lebih besar. Dengan transaksi yang lebih cepat dan praktis, sistem pembayaran digital kini menjadi tulang punggung ekonomi digital di Indonesia. Adaptasi terhadap metode nontunai bukan lagi sekadar pilihan, melainkan langkah strategis yang harus dilakukan dunia usaha untuk tetap relevan pada era digital.
Ingin bisnis Anda siap bersaing dan menerima pembayaran digital dengan mudah? Yuk, segera gunakan QRIS dari YUKK Payment Gateway dan nikmati kemudahan integrasi, transaksi cepat, aman, dan efisien untuk bisnis Anda.