
Pernahkah kamu bingung memilih produk di antara banyak pilihan yang terlihat mirip? Misalnya, saat mencari smartphone, ada begitu banyak merek dengan fitur hampir sama, tapi ada satu brand yang membuatmu yakin untuk membeli. Biasanya ada beberapa faktor yang membuatmu tertarik untuk membeli telepon genggam itu. Bisa karena harga, bisa juga karena spesifikasi.
Selain harga dan spesifikasi, ada hal lain yang bisa membuat kamu menjatuhkan pilihan pada sebuah produk. Hal lain itu adalah pesan yang jelas tentang manfaat apa yang akan kamu dapatkan. Pesan inilah yang disebut value proposition, sebuah alasan yang membuat pelanggan memilih satu produk dibandingkan produk lainnya.
Value proposition bisa diibaratkan seperti janji yang disampaikan oleh sebuah merek. Janji itu bukan sekadar kata-kata, melainkan gambaran manfaat nyata yang akan dirasakan pelanggan. Semakin jelas janji tersebut, semakin mudah orang percaya dan merasa cocok dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Tidak heran bahwa perusahaan besar maupun bisnis kecil sama-sama membutuhkan penawaran nilai yang kuat untuk tetap bersaing di pasar.
Apa Itu Value Proposition?
Dikutip dari Investopedia, value proposition adalah pernyataan singkat yang menunjukan alasan kenapa seseorang sebaiknya memilih suatu produk atau layanan tertentu dengan menjelaskan manfaat utama yang diberikan. Konsep ini harus menunjukkan manfaat apa yang akan didapat, baik yang terlihat maupun yang dirasakan, sekaligus menjelaskan apa yang membuat produk berbeda dari pesaing. Konsep ini pertama kali diperkenalkan lewat riset McKinsey pada tahun 1988 dan hingga kini tetap menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran karena membantu menarik perhatian pelanggan sekaligus memperkuat posisi brand.
Agar efektif, value proposition harus dikomunikasikan secara jelas. Biasanya dengan headline (kalimat utama seperti judul) dan subheadline (kalimat tambahan seperti subjudul) yang menjelaskan manfaat utama serta keunggulannya. Supaya benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar, perusahaan sering melakukan riset untuk merancang pesan yang sederhana, mudah dipahami, dan langsung pada inti masalah. Tanpa value proposition yang kuat dan meyakinkan, minat pelanggan bisa menurun, profitabilitas berkurang, bahkan bisnis berisiko kehilangan pangsa pasar.
Fungsi Value Proposition untuk Bisnis
Saat ini, dunia bisnis penuh dengan persaingan. Oleh karena itu, value proposition memegang peran yang tidak bisa diabaikan. Strategi ini bukan sekadar kalimat pemasaran, melainkan pernyataan yang menjelaskan mengapa produk atau layanan layak dipilih dibandingkan dengan yang lain. Dengan konsep yang tepat, sebuah bisnis bisa lebih mudah menarik perhatian pelanggan, menumbuhkan kepercayaan, sekaligus memperkuat posisinya di pasar:
1. Membedakan diri dari pesaing
Fungsi paling penting adalah menunjukkan apa yang membuat produk atau layanan berbeda dari kompetitor. Dengan menonjolkan keunikan atau ciri khas produk, pelanggan bisa langsung memahami alasan mengapa mereka harus memilih bisnis Anda dibanding pilihan lain.
2. Membantu pelanggan memahami nilai produk
Strategi penawaran ini memudahkan pelanggan menangkap manfaat utama yang ditawarkan. Ketika nilai produk tersampaikan dengan jelas, pelanggan akan merasa lebih yakin untuk mencoba atau membeli produk itu.
3. Meningkatkan peluang pertumbuhan bisnis
Dengan value proposition yang kuat, perusahaan lebih mudah menjangkau target pasar yang sesuai. Ini membuka kesempatan untuk memperluas jangkauan, menarik konsumen baru, dan memperbesar peluang pertumbuhan.
4. Menyampaikan pesan dengan jelas
Value proposition juga berfungsi menyederhanakan pesan utama dari produk atau layanan. Biasanya ditampilkan di website, melalui kampanye digital, atau materi promosi agar pelanggan langsung mengerti manfaat dan solusi yang ditawarkan.
Struktur Value Proposition

Value proposition tidak boleh dilakukan sembarangan. Penting untuk mengikuti struktur yang sudah umum digunakan, yaitu:
- Headline dan subheadline
Headline adalah bagian yang paling menonjol dan langsung menarik perhatian calon pelanggan. Kata-kata yang dipilih pada headline harus mampu membuat pelanggan ingin membaca lebih lanjut. Subheadline berfungsi sebagai penjelasan tambahan dari headline, menyoroti manfaat utama yang bisa diperoleh pelanggan dari produk atau layanan. - Paragraf penjelasan
Headline dan subheadline saja biasanya belum cukup untuk menjelaskan value proposition secara menyeluruh. Oleh karena itu, diperlukan paragraf tambahan yang menyampaikan informasi secara lebih rinci dan detail tentang produk atau layanan. - Elemen Visual
Penyampaian value proposition tidak hanya dilakukan secara verbal, tetapi juga melalui elemen visual. Elemen ini terbukti efektif untuk memperkuat pesan dan membuatnya lebih mudah dipahami. Contohnya bisa berupa ilustrasi, gambar, video, infografis, atau bentuk visual lain yang mendukung komunikasi nilai produk.
Pentingnya Value Proposition untuk Bisnis
Value proposition tidak hanya penting untuk bisnis, tetapi juga membawa manfaat besar bagi pelanggan. Dengan adanya value proposition yang jelas, pelanggan lebih mudah memahami apa yang sebenarnya mereka dapatkan dari sebuah produk atau layanan. Hal ini membantu mereka mengambil keputusan dengan lebih cepat tanpa harus membandingkan terlalu banyak pilihan.
Selain itu, pendekatan ini memberi rasa yakin kepada pelanggan bahwa mereka memilih produk yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Pesan yang konsisten juga membuat pelanggan merasa dihargai karena perusahaan benar-benar memahami masalah mereka dan menawarkan solusi yang relevan. Pada akhirnya, value proposition bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan jembatan kepercayaan antara bisnis dan pelanggannya.
Bagi bisnis, merancang value proposition yang tepat membantu bisnis menunjukkan keunggulan, membedakan diri dari pesaing, sekaligus membangun kepercayaan pelanggan. Sementara bagi pelanggan, value proposition membantu mereka memahami manfaat produk, merasa yakin dalam pengambilan keputusan, dan merasakan perhatian perusahaan terhadap kebutuhan mereka.
Baca juga artikel: Strategi Brand Positioning: Membangun Citra Unik di Benak Konsumen